Inilah Aku-Ketahuan (Part 2)

Saat umurku 13 tahun inilah, kejadian besar menimpaku. Seperti biasa, saat keadaan rumah malam hari sedang sepi karena semua orang sudah tidur, aku mulai beraksi. Ku lepas semua baju laki-lakiku, mulai kaos, celana pendek, dan celana dalam. Aku berdiri telanjang bulat di depan cermin. Ku pandangi tubuhku. Dan kini kuambil tas yang kusembunyikan dalam lemari. Ku buka dan kekeluarkan isinya:
celana dalam perempuan, BH, manset, gamis, jilbab, bedak, dan lipstik.

Benda-benda ini seluruhnya milik kakak perempuanku. Aku pun mengambilnya diam-diam saat ia tidak di rumah dari dalam tasnya. Dia sempat mengeluhkan make upnya hilang, tapi sama sekali tidak curiga padaku. Usai kukeluarkan semua, mulai ku pakai satu-persatu. Ku pakai celana dalam perempuan yang lembut itu, hingga tak terasa penisku pun ikut ereksi. Selanjutnya, kupakai BHnya. Karena sudah sering memakainya, aku jadi terbiasa memakainya bahkan punya trik memakai dengan cepat. Kemudian ku pakai mansetnya, dan ku pakai baju gamis berwarna biru cerah tersebut.

Selanjutnya, aku pun duduk di depan kaca memoleskan bedak di wajah dan lipstik di bibir.
Tahap terakhir, aku pakai jilbab segi empat itu. Berkat Youtube, aku bisa belajar mengkreasikan jilbab tersebut. Selesai. Aku serasa jadi perempuan tercantik saat itu. Ku pandangi tubuhku dari atas sampai kaki lewat cermin.



“Hmmm, sudah sempurna,” batinku.

Puas melihat dan berpose bak model depan cermin, aku pun nekat keluar kamar. Ku lihat dengan penuh hati-hati apakah masih ada yang terbangun atau tidak. Sudah sepi, aku yakin mereka semua sudah tertidur, mengingat ini sudah pukul 1.00 dini hari. Aku pun keluar dengan perlahan, berkeliling rumah dengan mengendap-endap, dan akhirnya bisa berjalan dengan sedikit kepercayaan diri.

Baru sekira 10 menit berjalan-jalan di dalam rumah, saat berada di ruang tamu, tetiba saja kakak pertamaku memergokiku! 

“Kamu ngapain, dil!” bentaknya kepadaku.

Aku kaget, keringat dingin, tak bisa berkata-kata lagi. Belum sempat menjawab, aku disuruh ikut ke lantai 2 tempat kamar kakakku itu. Aku pun ikut dengan kepala tertunduk, tentunya dengan masih memakai pakaian ini. Sepanjang naik tangga, aku hanya bisa berpikir, “Aku bakal diapain?”. (bersambung)

Komentar

  1. Bikin penasaran nih. Ditunggu kelajutannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih. diusahakan tiap minggu di update, karena ada kesibukan di pekerjaan jadi tidak bisa cepat :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Aku-Perkenalan (Part 1)

Inilah Aku-Keputusan (Part 5)