Postingan

Inilah Aku-Keputusan (Part 5)

Gambar
Jarum jam sudah berada di angka 8. Aku mulai bersiap-siap untuk mandi, karena pagi ini aku harus ikut ke rumah sakit. Mataku masih tampak bengkak karena semalaman menangis. Pun suasana rumah jadi tak seramai biasanya. Semuanya serba terdiam. Seperti tak menyangka ada kejadian ini. Ku langkahkan kaki ke kamar mandi. Tampak ku lihat papa dan mamaku kembali memandangiku. Aku yang kini terang-terangan pakai pakaian perempuan. Sejak ketahuan semalam, aku tekad tak mau pakai pakaian laki-laki lagi. Toh udah kepalang basah ketahuan, dan sudah kuutarakan niatku jadi perempuan. Sampai di kamar mandi, kulepas satu persatu pakaianku. Daster lembut dari satin itu kugantung di pintu kamar mandi. Kulepas perlahan bra kawat yang membentuk payudaraku, dan celana dalam lembut yang melindungi kemaluanku. Kini aku sudah tak lagi menangis. Sudah siap menatap apa yang akan terjadi selanjutnya. "Dil, ayo cepat. Pakaianmu udah mama siapkan di kamar ya," kata mama sejenak mengaburkan lamu...

Inilah Aku-Perubahan (Part 4)

Gambar
Suara azan subuh berkumandang. Mamaku membangunkanku dengan penuh kelembutan. Ku buka mataku, meski masih berbayang, tapi tampak mata mamaku mulai membengkak. Apakah mama menangis semalaman karena aku? Ku segerakan bangun, dan menuju ke kamar mandi. Tentu, aku masih menggunakan daster yang kupakai selama tidur. Aku pun melihat ke arah kursi ruang keluarga, ada papaku di sana yang melihatku. Tampak seperti menahan marah. Aku pun bergegas ke kamar mandi dan mengambil air wudu. Di musala, tanganku sudah tak lagi mengambil sarung. Ku ambil mukena milik mamaku, dan kupakainya. Aku pun segera salat subuh, sambil sesekali kembali terisak, tak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Namun balutan mukena yang kukenakan ini sedikit menenangkan hati. Aku pun mulai larut dalam kekhusyukan salat. "Ya Allah, ampuni hamba-Mu. Hamba hanya ingin jadi diri hamba yang sebenarnya," doaku usai salat. Yang kuperkirakan terjadi. Papaku masuk musala, dan meminta duduk berhadapan denganny...

Inilah Aku-Pengakuan (Part 3)

Gambar
Di kamarnya yang cukup luas itu, kakakku mulai menginterogasiku. Aku hanya duduk di pinggir kasurnya, dengan kaki yang kurapatkan dan kepala tetap tertunduk. Jantungku pun terus berdegup dengan kencang.